Lampungku39– Pemerintahan Prabowo Gibran benar-benar harus melawan kondisi berat tekanan ekonomi rakyat untuk menjaga kesehatan fiskal negara dan kesehatan fiskal tiap-tiap daerah supaya tetap maksimal dalam memberi pelayanan publik.
Tidak terpungkiri bahwa sekarang ini, Indonesia berada dalam dilema perekonomian dunia yang menyebabkan keraguan iklim investasi dan keraguan daya beli masyarakat akibat ketergantungan Indonesia atas kerjasama ekonomi dengan Amerika, Eropa dan China sebagai negar-negara yang rawan berkonflik dalam ekonomi maupun geopolitik.
Imbasnya dari ketergantungan itu ialah menimbulkan ekonomi morat-marit di awal tahun 2025 dan diawal pemerintahan Prabowo Gibran. Melansir Tempo.co disebutkan oleh Guru Besar Ilmu Manajemen Universitas Muhammadiyah Surakarta yakni Anton Agus Setyawan, hampir 14.000 pekerja formah kehilangan pekerjaan akibat penurunan di sektor manufaktur.
Guru besar itu menilai bahwa langkah pemerintah untuk memberikan potongan tarif listrik serta merencanakan subsidi jalan tol selama libur lebaran belum cukup untuk mengatasi permasalahan struktural dalam perekonomian.
Kabar terbaru dari dunia ekonomi global pada Rabu, 26 Maret 2025 ialah nilai tukar rupiah anjlok hampir menyentuh angka 17.000 rupiah perdollarnya, yakni Rp16.611 perdolar dan diprediksi akan sampai ke angka tujuh belasan ribuan.
Banyak pengamat ekonomi seperti salah satunya Ekonom Departemen Ekonomika dan Bisnis Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada yakni Yudistira Hendra Permana menyebut bahwa lemahnya daya beli masyarakat terpengaruh krisis global seperti kiris ekonomi, energi dan geopolitik dan pernyataannya itu memang sangat tak terpungkiri, apalagi Indonesia masih sangat bergantung pada penjualan bahan mentah.
Indonesia mengalami krisis ekonomi bukan pada hari ini menjadi yang pertama, tapi pada tahun 1998 bangsa ini telah mengalami perisitwa hebat yang menggulingkan suatu rezin karena krisis ekonomi.
Pertanyaannya, sampai kapan Indonesia bergantung pada ekonomi dan geopolitik global padahal berdikari atau berdiri di atas kaki sendiri merupakan semboyan yang telah tersebar hingga ke generasi muda?*